Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kisah Perjuangan dan Keberanian dalam Novel Midah Bergigi Emas

Sabtu, 31 Mei 2025 17:04 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Midah Simanis bergigi emas
Iklan

Midah, wanita muda Jakarta 1950-an, menolak patriarki dan tekanan sosial. Ia melawan nasib lewat musik jalanan demi martabat dan kebebasan hidup

Novel Midah Bergigi Emas karya Pramoedya Ananta Toer mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang wanita muda bernama Midah yang harus berjuang menghadapi kerasnya realitas hidup di Jakarta pada era 1950-an. Dalam kisah ini, Midah menunjukkan keberanian dan keteguhan dalam menentang ketidakadilan sosial, tekanan dari keluarganya, serta norma-norma patriarki yang membatasi kebebasan perempuan.
 
Midah merupakan putri dari Haji Abdul, seorang saudagar ternama di Jakarta. Sejak kecil ia mendapatkan kasih sayang dan perhatian penuh dari orang tuanya, namun semuanya berubah ketika adik-adiknya lahir. Merasa tak lagi diperhatikan, Midah mulai mencari kesenangan di luar rumah dan menaruh minat pada musik keroncong, meski hal itu ditentang keras oleh ayahnya hingga koleksi piringan hitam miliknya dihancurkan.
 
Saat beranjak dewasa, Midah dipaksa menikah dengan Haji Tarbus, seorang pria kaya yang telah memiliki banyak istri. Setelah menyadari kenyataan pahit itu, Midah memutuskan untuk kabur dari rumah suaminya dalam keadaan hamil. Keputusannya itu menjadi titik awal dari perjalanan hidupnya yang penuh rintangan dan cobaan.
 
Midah akhirnya bergabung dengan sekelompok pengamen keroncong yang berkeliling di jalanan Jakarta. Meski harus menghadapi kerasnya kehidupan jalanan, ia tetap menjaga martabat dan semangat juangnya. Karena senyumnya yang menawan, ia dijuluki "Si Manis", dan seiring waktu menjadi "Si Manis Bergigi Emas" setelah memasang gigi emas untuk bersaing dengan anggota kelompok lainnya.
 
Namun jalan hidup Midah penuh liku. Ia mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari sesama pengamen dan dijauhi setelah menolak lamaran pemimpin kelompok. Meski begitu, Midah tetap kuat, berjuang demi masa depan anaknya dan kebebasan yang ia dambakan.
 
Kesimpulan
Novel Midah Bergigi Emas ini juga menyoroti ketidakadilan yang dialami perempuan dalam masyarakat patriarki dan tradisional. Midah menjadi simbol perempuan yang berani melawan norma sosial yang mengekang, berusaha meraih kebebasan dan martabat di tengah tekanan keluarga dan masyarakat. Midah Bergigi Emas bukan sekadar kisah tentang seorang perempuan yang bertahan hidup, tetapi juga refleksi sosial tentang peran perempuan, perjuangan melawan penindasan, dan keberanian menghadapi kenyataan pahit hidup. Novel ini menginspirasi pembaca untuk memahami dan menghargai kekuatan perempuan dalam menghadapi segala rintangan.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Reva Zahra Salwa

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler